INILAH.COM, Jakarta-Transportasi online, khususnya ojek online (ojol) sudah menjadi bagian dari aktivitas masyarakat perkotaan. Kisah para pengemudi ojol ini selalu menjadi perhatian masyarakat, baik yang heroik sampai yang memalukan.
Cerita soal heroik, di Jakarta, driver Ojol Deni Pamungkas punya inisiatif tinggi mengajak rekan-rekannya sesama Ojol membuat gerakan bersih ranjau paku (GBRP). Gerakan ini bertujuan untuk menekan aksi kriminalitas di jalan raya bermodus ranjau paku.
"Ranjau paku sudah sangat mencemaskan dan menjadi masalah serius bagi pengguna jalan," katannya kepada awak media, Jumat (25/1/2019).
Cerita heroik lainnya dari driver Go-Jek di Palembang, Sumatra Selatan, berhasil menyelematkan dua anak yang nyaris tenggelam di sungai. Driver Go-Jek yang dimaksud adalah Susanto. Meski sadar diri tak bisa berenang, dia tetap nekat menceburkan diri ke sungai yang bermuara di Sungai Musi tersebut.
"Saya nekat karena anak itu butuh bantuan. Saya senang akhirnya anak itu bisa selamat," katanya. Susanto mengaku sampai dua kali menyelam untuk mencari posisi bocah tersebut. Terlebih dasar sungai cukup dalam mencapai dua meter.
Upaya Susanto tak sia-sia karena berhasil menyelamatkan anak di dasar sungai dan segera ditarik ke tepi. Dia pun tak mempedulikan lagi jaket Go-Jek yang basah kuyup. Termasuk juga sepatunya yang hilang di sungai lantaran tak sempat dilepaskan.
Namun cerita heroik Ojol kembali dinodai oleh aksi memalukan mitra Ojol di Jombang, Jawa Timur bernama Yulianto (40). Mitra Ojol Grab ini dilaporkan telah melakukan tindakan pencabulan kepada penumpangnya yang merupakan perempuan berusia 14 tahun pada 22 Januari 2019.
"YT (Yulianto) kami amankan. Kasusnya ditangani di unit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak)," kata Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Azi Pratas Guspitu.
Kasus asusila terjadi ketika pelaku menjemput korban di wilayah Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang Kota, sekitar pukul 18.30 WIB, Jumat (18/1/2019). Korban hendak pulang ke rumahnya di wilayah Kecamatan Peterongan, usai belajar kelompok di rumah temannya.
"Karena tidak ada yang jemput, korban pesan ojek online Grab lewat aplikasi di ponselnya," Azi mengisahkan. Saat akhirnya sang ojol Grab datang, proses berlangsung normal. Sampai akhirnya korban diajak ke sebuah tempat nongkrong dan awalnya ajakan itu ditolak.
Korban akhirnya menyetujui ajakan pelaku setelah terus dirayu. Kesempatan itu pun dimanfaatkan pelaku. Untuk laporan ke perusahaan agar terlihat sudah mengantarkan penumpang sampai tujuan, pelaku melajukan kendaraan sampai dekat rumah korban.
"Namun tidak sampai rumah korban, pelaku berhenti dan mengkonfirmasi aplikasinya, pelanggan telah sampai ke tujuan. Selanjutnya aplikasi dimatikan," Azi memaparkan.
Selanjutnya pelaku membonceng korban ke rumah kakaknya di Jalan Dr Soetomo, Kelurahan Jombatan dengan alasan mandi dahulu sebelum ngopi. Tak curiga, korban santai saja saat diajak pelaku masuk ke rumah.
Pelaku yang sudah tak sabar lantas menggiring korban masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar itulah, pelaku melakukan tindakan asusila. Mendapat pelakuan asusila korban memberontak dan berteriak-teriak minta tolong.
"Akhirnya pelaku ketakutan dan menghentikan perbuatannya," imbuhnya. Korban segera menghubungi teman-temannya minta dijemput, dilanjutkan menghubungi petugas.
from Inilah.com - Metropolitan kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2DBz7gU
No comments:
Post a Comment